Jumat, 28 Februari 2014

Taman Nasional Gunung Leuser


Taman Nasional Gunung Leuser atau TNGL merupakan panorama alam dan “paru-paru” dunia yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia  sebagai cagar alam nasional sejak tahun 1980 dan ditetapkan sebagai warisan  dunia (Cagar Biosfir) oleh UNESCO pada tahun 2004. Pemerintah Indonesia dan Malaysia  juga bekerja sama menetapkan TNGL dan Taman Negara National Park di Malaysiasebagai “Sister   Park”. TNGL berada di lahan seluas 792.675 hektar, diketinggian 3404 meter di atas permukaan laut dengan temperatur  udara 21° – 28° C.
Hutan Gunung Leuser sangat lebat, berkhas hutan pantai  dan hutan hujan tropika. Di dalamnya terdapat beberapa sungai, danau, sumber  air panas, lembah, dan air terjun. Ekosistem alamnya sangat indah dan beragam  yang meliputi dataran rendah (pantai) hingga pengunungan.

Taman Nasional Lore Lindu




Tidak Jauh dari Danau Poso yang unik dan menyimpan berjuta pesona. atau kurang lebih 60 km sebelah barat kota Palu, Taman Nasional Lore Lindu (TN-LL) merupakan hutan warisan alam dunia yang sangat kaya dengan keanekaragaman flora dan faunanya. Tujuan ke kawasan ini selain untuk berekreasi mendaki gunung, memanjat tebing sambil menikmati panorama alamnya yang indah dan sejuk, juga menjadi obyek penelitian para peneliti dalam dan luar negeri. Taman Nasional Lore Lindu juga sebagai cagar biosfer dunia
Kawasan Taman Nasional Lore Lindu secara administratif berada di Kabupaten Donggala (Kecamatan Kulawi, Sigibiromaru, Palolo dan Pipikoro) dan Poso (Kecamatan Lore Utara, Lore Tengah, Lore Timur, Lore Piore, Lore Barat dan Lore Selatan) Provinsi Sulawesi Tengah. Kawasan ini telah ditetapkan sejak Tahun 1993 yang merupakan gabungan Suaka Alam Lore Kalamata dan Hutan Lindung dan Taman Rekreasi Danau Lindu. Secara biogeografis kawasan ini merupakan daerah peralihan antara Zona Asia dan Zona Australia atau disebut Garis Wallace (Wallace Line) yang membentang dari Taman Nasional Nani Wartabone di Bolaang Mongondou hingga Donggala dan Poso melintasi hutan TNLL dan menembus sampai ke hutan-hutan tropis di Sulawesi Tenggara.

Potensi flora dominan di kawasan Taman Nasional Lore Lindu yaitu pohon wanga (Figafeta filaris sp.) dan leda (Eucalyptus deglupta). Sementara potensi fauna yang dapat dijumpai di kawasan tersebut, di antaranya anoa (Anoa quarlesi, Anoa depressicornis), babi rusa (Babyrousa babyrusa), monyet hitam sulawesi (Macaca tonkeana), kuskus (Phalanger ursinus, Phalanger celebencis), tangkasi (Tarsius spectrum) dan rusa (Cervus timorensis). Jenis burung endemik yang ditemukan antara lain maleo (Macrocephalon maleo), rangkong (Buceros rhinoceros, nuri (Tanygnatus sumatrana), kakatua (Cacatua sulphurea), dan Aceros cassidix) dan pecuk ular (Anhinga rufa). Juga hidup bermacam-macam reptil, ikan dan serangga.

Obyek wisata andalan yang tersebar di sepanjang Tanah Lore yaitu obyek wisata bird watching di Padeha, air terjun di Wuasa dan Kolori, air panas di Watumaeta dan Lengkeka, camping ground di Wuasa, arung jeram di Sungai Lariang di Gintu, satwa liar rusa di Torire dan anoa di padang Lelio, Watumaeta, Wuasa serta satwa tarsius di Lengkeka dan juga situs batuan-batuan Situs Batu Megalith yang tersebar di lembah Bada dan Besoa. Di samping itu terdapat pula wisata budaya etnik lokal di lembah Napu dan Bada yang unik dan kaya dengan adat istiadat.

Kawasan ini termasuk juga wisata minat khusus dan selalu ada keinginan untuk berkunjung kembali ke kawasan nan indah ini. Tanah Lore yang cantik itu saat ini masih dikatakan benar-benar masih perawan. Untuk perjalanan darat dapat ditempuh sekitar 3,5 jam dari Palu atau sekitar 1,5 jam dari Poso.
(sumber Dephut Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam TTNLL dan bbtnllposo.wp)
Mari mengenal keindahan alam Indonesia lewat taman nasional yuk. Lihat keindahan alam asli yang di miliki oleh Indonesia. 





Kota Tenggarong



Tenggarong juga merupakan ibu kota Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Kota ini didirikan pada tanggal 28 September 1782 oleh Raja Kutai Kartanegara ke-15, Aji Muhammad Muslihuddin, yang dikenal pula dengan nama Aji Imbut.

Semula kota ini bernama Tepian Pandan ketika Aji Imbut memindahkan ibukota kerajaan dari Pemarangan. Oleh Sultan Kutai, nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti rumah raja. Namun pada perkembangannya, Tangga Arung lebih populer dengan sebutan "Tenggarong" hingga saat ini.
Menurut legenda Orang Dayak Benuaq dari kelompok Ningkah Olo, nama/kata Tenggarong menurut bahasa Dayak Benuaq adalah "Tengkarukng" berasal dari kata tengkaq dan bengkarukng, tengkaq berarti naik atau menjejakkan kaki ke tempat yang lebih tinggi (seperti meniti anak tangga), bengkarukng adalah sejenis tanaman akar-akaran. Menurut Orang Benuaq ketika sekolompok orang Benuaq (mungkin keturunan Ningkah Olo) menyusuri Sungai Mahakam menuju pedalaman mereka singgah di suatu tempat dipinggir tepian Mahakam, dengan menaiki tebing sungai Mahakam melalui akar bengkarukng, itulah sebabnya disebut Tengkarukng oleh aksen Melayu kadang "keseleo" disebut Tengkarong, lama-kelamaan penyebutan tersebut berubah menjadi Tenggarong. Perubahan tersebut disebabkan Bahasa Benuaq banyak memiliki konsonan yang sulit diucapkan oleh penutur yang biasa berbahasa Melayu/Indonesia.

Tenggarong Mmemiliki banyak obyek wisata, diantaranya
  1. ·         Museum Mulawarman
  2. ·         Museum Kayu Tuah Himba
  3. ·         Pulau Kumala
  4. ·         Planetarium Jagad Raya
  5. ·         Waduk Panji Sukarame
  6. ·         Makam Raja-Raja Kutai
  7. ·         Taman BJ (Bawah Jembatan) Kutai Kartanegara

Kalau ingin tahu beberapa peninggalan kerajaan Indonesia, jangan lupa mampir ke Tenggarong. Belajar sekaligus berwisata di Kutai :D



Cukang Taneuh, Jawa BArat



Green Canyon Jawa Barat memang memiliki keindahan sama persis dengan keindahan green canyon yang ada di Amerika sana, keindahan sungai yang diapit oleh tebing tebing yang menjulang tinggi, selain itu warna sungai juga berwarna hijau sama percis dengan green canyon yang ada di Amerika, tak heran jika tempat yang begitu mempesona ini dijuluki Green Canyon nya Indonesia. Nah, namun sebelum dinamakan Green Canyon, tempat ini juga punya nama sendiri.
Dulu objek wisata green canyon jawa barat ini bernama Cukang Taneuh, nama tersebut berarti 'Jembatan Darat', dinamakan seperti itu karena dulunya di sungai ini terdapat sebuah jembatan yang cukup besar dengan Lebar 3 meter dan panjang nya mencapai 40 meter, dan jembatan ini menghubungkan 2 desa yaitu desa Kertayasa dan Desa Batukaras, dan yang lebih unik lagi jembatan tersebut berada di terowongan antar tebing sungai tersebut.

Nah, berbicara mengenai lokasi, Green Canyon Indonesia ini terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu wisata favorit di Jawa Barat. Selain pemandangan green canyon yang indah, anda juga akan menyaksikan keindahan alam 'hutan' yang hijau nan asri, juga terdapat habitat Komodo dan hewan reptil langka lainnya. Sedangkan di Sungai nya sendiri anda bisa menyewa perahu kecil untuk menelusuri keindahan sungai ini. So, coba kunjungi Green Canyon Jawa Barat yang gak kalah indah sama yang aslinya. Hitung hitung melihat kekayaan alam negeri sendiri lah :D